Kemarin di keramaian aku merasa sendirian

Di tengah percakapan aku tertawa tapi hatiku merintih. Perasaan tak sanggup, lelah, hingga berujung pasrah.

Di moment ini aku kembali kepada Tuhan. Juga kembali berkarya lewat tulisan.

Aku ingat quote yang mengatakan “Kita tidak bisa merubah seseorang, tapi kita bisa merubah cara pandang kita dalam melihat orang itu”.

Yang ku ingat dia dulu lucu, suka memeluk dan butuh pertolongan.

Sekarang kata-kata yang keluar dari mulutnya kasar, menyakitkan, tak ada pelukan, tak ada kesadaran. Tetap ia butuh pertolongan.

Kadang ia menyalahkan bahwa ia bernasib sial karena sekelilingnya, termasuk saya. Kadang ia mengatakan yang ia butuh dari saya hanya pengertian dan kesabaran.

Aku tak tau sampai kapan…

Kini ia kembali berembun… senyum tipis dari bibirnya tak bisa terelakkan. Ia berubah menjadi manis, pendengar, penurut. Tapi seketika ia tak kuasa untuk membuka matanya dan tidak memikirkan sekelilingnya.

Aku tidak tau harus bagaimana…

Namun ketika matanya ku lihat dalam-dalam. Masih ada dirinya yang dahulu tersisa.

Bangunlah jiwa yang baik…

Bangunlah energi yang menarik…

Jangan terlalu lama kau menarik diri.